Tentang Working Mom

Hi everyone...
Kali ini aku mau sharing mengenai working mom. Ini based on apa yang aku alami selama jadi working mom kurang lebih 7 bulan ini. Kenapa aku niat banget nulis ini? karena banyak banget kata-kata ngga ngenakin ati yang aku terima selama ini. Upps tapi tenang karena sekarang sudah tebal kuping :-D

Singkat cerita...
Juni 2019 kemarin aku melahirkan dan cuti. Masuk kembali kerja pada Agustus 2019 dan saat itulah aku mulai menjadi working mom.
Sebelumnya aku jadi fulltime mom selama cuti kurang lebih 3 bulan. Biasanya aku nyuci, beberes rumah, setrika dll saat anak tidur. Anakku biasanya tidur 3x waktu siang hari.

oke langsung aja...
Ini beberapa pertanyaan yang paling sering aku terima :
  1. Kok kerja mbak? kan ada suami
  2. Kerja ngejar materi ya mbak?
  3. Anaknya sama siapa kalo kerja? kok tega ninggalin
  4. Enak ya jadi working mom, ngga ngerasain lelahnya momong 24 jam.
Aku mau jawab dari point 1
Manusia di dunia ini diciptakan beragam. Ada yang menikah sudah punya rumah entah hasil sendiri entah warisan, ada yang menikah sudah mapan ada yang masih merintis bersama-sama, ada yang sangat sadar bahwa pendidikan sangat penting sehingga perlu dipersiapkan dengan matang di masa mendatang. Hal lain yang mungkin dihadapi yaitu suami sakit sehingga kita harus membantu menyangga perekonomian keluarga, suami baru merintis karirnya atau suami baru jobless, orang tua sakit sehingga membutuhkan biaya lebih banyak, pasangan baru menikah belum punya rumah sehingga mereka berdua harus berjuang keras supaya bisa membeli rumah dan tidak ngontrak lagi.
Ini hanyalah beberapa contoh keadaan yang menjadikan alasan seorang Ibu yang memiliki anak harus bekerja. Jadi, sebaiknya dipikir dulu sebelum kita menarik kesimpulan atas alasan seorang Ibu memutuskan bekerja.

Point 2
Iya jelas, kerja ngejar materi. Kalo ngejar pengalaman itu bonus aja. Kerja cari pengalamannya udah dulu jaman PKL, sekarang mah cari materi. :-D
Menurutku ini sedikit aneh kalo ada yang tanya seperti ini. Masa iya kerja cari pengalaman atau cari teman :-D
Disini aku mau kasih satu contoh alasan aja.
Keluarga yang masih merintis hidupnya (belum punya rumah, belum punya tabungan) and they realize that today they still health & strong to get more money. Untuk tabungan darurat, untuk segera punya rumah dan lain-lain.

Point 3
Seorang Ibu pasti mengusahakan yang terbaik untuk anaknya. Kalo aku, selama kerja anak sama suami. Sungguh beruntung punya suami yang kerjanya malam/ sore, sehingga bisa gantian momong si kecil.
Tapi ada juga teman yang anaknya di asuh orang tuanya, di titipkan di penitipan anak dan ada yang di asuh babysitter. Semuanya tentu sudah dipertimbangkan dengan matang yah.

Point 4
Tiap ada yang bilang seperti itu cuma aku jawab dengan senyum dan bilang iya donk mba. FYI, jadi working mom itu tanggung jawabnya jadi lebih banyak loh. Ngga semua ada pembantu yang mengerjakan tugas-tugas ibu rumah tangga, jadi ada juga working mom yang handle kerjaan rumah sepulang kerja di sela-sela momong anaknya. Kalau di rumah kita momong anak capek tapi happy, kalau di kantor kita dikejar target, tanggung jawab terhadap kerjaan, belum jika ada complaint dari client.
Gambaran apa yang dikerjakan working mom tanpa ART di rumah nanti akan aku bahas di next post yah.

Aku sebagai working mom bukannya minta dikasih "wah" tapi ini sharing supaya ibu-ibu yang sering judging working mom berpikir ulang sebelum berkata-kata. Aku sudah sangat bersyukur dengan kehidupan yang sekarang aku jalani, Insya Allah semuanya running smooth.
Bayangkan saja jika seseorang itu suaminya sakit dan dia yang harus menjadi tulang punggung keluarga & punya anak kecil. Gimana perasaannya kalau tiba-tiba ada yang bilang kok anaknya ditinggal kerja?


Yuuk saling menghormati keputusan seseorang, tentu semuanya sudah dipertimbangkan dengan matang.
Spread love, no hate XOXO

You Might Also Like

0 komentar