Museum Batiwakkal , Menengok Kemegahan Istana Gunung Tabur

Hallo...Been a while no surfing the blog :-D

Kali ini saya akan bercerita tentang salah satu museum Kerajaan Berau yaitu Museum Batiwakkal yang terletak di Berau, Kalimantan Timur. 

Untuk mencapai lokasi, dari Tanjung Redeb dapat ditempuh dengan dua jalur yaitu darat dan sungai. Bila menggunakan jalur darat, kita hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat melalui jalanan beraspal, sedangkan bila menggunakan jalur sungai hanya memerlukan waktu tak lebih dari 5 menit. Dari pelabuhan Tanjung Redeb, kita cukup menyewa ketinting (perahu kecil bermotor khas Kalimantan Timur) untuk menyeberangi Sungai Segah. Nah, pada perjalanan saya 26 Oktober 2014 lalu, saya menggunakan sepeda motor yang saya sewa seharga Rp. 100.000/hari. 

Museum Batiwakkal yang terletak di tepi Sungai Segah ini berdekatan dengan Istana Sambaliung, hanya dibelah ole Sungai. Sambaliung merupakan istana Kesultanan Gunung Tabur yang memisahkan diri dari Kerajaan Berau tahun 1700-an. Kesultanan Berau kemudian terbagi menjadi Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung. Kini istana dan kerajaan Gunung Tabur termasuk dalam wilayah Kecamatan Gunung Tabur, dan diresmikan sebagai Museum Batiwakkal pada tahun 1992.


Museum Batiwakkal, Berau, Kalimantan Timur
Bangunan museum ini tampak kecil dan sederhana, tetapi elegan dan menawan, identik dengan warna kuning sebagai simbol kemegahan dan kekayaan. Koleksi yang dipamerkan di dalam museum ini adalah peninggalan Kerajaan Gunung Tabur seperti keramik, uang dari berbagai negara di dunia, juga replika beberapa atribut kerajaan seperti singgasana raja, pelaminan, ranjang dll. Pertama memasuki kawasan museum ini, saya hanya melihat anak-anak di sekitar museum yang setela saya tanya ternyata mereka memiliki jadwal rutin untuk berlatih menari di museum. Setelah memohon ijin ke pengelola kami pun diantar berkeliling museum, yang kami jumpai pertama kali adalah replika singgasana kerajaan yang di dominasi warna hitam dan kuning. Ini dia isi Museum Batiwakkal :


Replika singgasana raja dan permaisuri
Tempat khusus untuk khatam Al-Quran
Koleksi mata uang dari berbagai negara

Sulimbar
Sulimbar adalah tempat peristirahatan istri raja sebelum dan sesudah melahirkan. Dibuat denga posisi miring, diharapkan bayi dan darah kotor cepat keluar. Istri raja menggunakan sulimbar ini kurang lebih satu minggu. Di dekat sulimbar terdapat ayunan bayu, yang juga di dominasi warna kuning.


Walasugi/ Walagandi, pelaminan bangsawan Berau
Walasugi/ Walagandi adalah pelaminan bangsawan Berau. Jika kedua mempelai merupakan keluarga bangsawan, maka rumbai di atas bertingkat dua. akan tetapi jika hanya salah satu mempelai yang berasal dari keluarga bangsawan maka rumbai tersebut hanya satu.


Ruangan ke empat merupakan dapur, memiliki koleksi berbagai peralatan memasak tradisional seperti gelas, sendok, garpu, tungku, guji dan berbagai peralatan memasak lainnya.

Ruang selanjutnya berisi koleksi berbagai pakaian kerajaan mulai dari pakaian raja, permasuri, putera dan puteri raja dalam berbagai versi, baik yang digunakan untuk keseharian maupun upacara-upacara kerajaan. Salah satu koleksi di dalam ruangan busana kerajaan ini terdapat juga ranjang pengantin bangsawan.

Ranjang pengantin bangsawaan Kerajaan Gunung Tabur

Selain koleksi-koleksi yang saya tampilkan gambarnya di atas, masih banyak lagi koleksi di dalam museum ini, seperti foto-foto raja dan permaisuri, silsilah kerajaan, guci dan keramik, busana kerajaan, foto pakaian pengantin, ruang rias calon pengantin dan juga simbol kerajaan Gunung Tabur.



Oh iya, untuk masuk ke musium ini tidak ada tiket masuk ataupun tarif parkir, hanya ada kotak amal yang bisa kita isi seikhlasnya. Well, ini kisah perjalanan saya di Museum Batiwakkal, Berau. Kalau ke Berau, jangan lupa mampir yah guys :)









You Might Also Like

0 komentar